Penyakit Tetanus: Jenis, Ciri-ciri, Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya

Penyakit Tetanus: (Foto:Istockphoto/@scientificanimations)

Tetanus, atau bisa dikenal dengan sebutan lockjaw, merupakan suatu penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri berbahaya yang disebut Clostridium tetani. Penyakit tetanus adalah penyakit serous yang terjadi pada saraf, hal itu disebabkan oleh infeksi bakteri yang mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf.

Seseorang dapat terinfeksi bakteri C. tetani melalui luka terbuka, dan gejala biasanya muncul sekitar 3-21 hari setelah terinfeksi. Penyakit ini umumnya tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain.

Penderita tetanus akan menunjukkan tanda-tanda seperti kejang otot dan kesulitan bernapas. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Hingga saat ini, belum ditemukan obat atau penanganan medis yang mampu menyembuhkan tetanus. Pengobatan yang tersedia difokuskan pada pencegahan komplikasi.

Lantas apa itu penyakit tetanus? Dan jenis, ciri ciri, penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya. Yuk simak ulasannya secara lengkap di bawah ini.

Jenis jenis Tetanus

Tetanus memiliki beberapa jenis berdasarkan temuan klinisnya. Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenis tetanus:

a. Tetanus Umum:

Tetanus Umum adalah jenis tetanus yang paling umum terjadi, mencakup sekitar 85-90% dari semua kasus infeksi Clostridium tetani. Penyakit ini dapat dipicu oleh luka ringan maupun berat.

Gejala yang paling umum dari jenis ini adalah kekakuan otot rahang. Gejala biasanya muncul dalam rentang waktu 7 hingga 21 hari setelah infeksi terjadi, tergantung pada lokasi luka dan penyebaran bakteri ke sistem saraf pusat.

b. Tetanus Lokal:

Jenis tetanus lokal terjadi lebih jarang. Tanda dan gejala yang muncul umumnya berupa kejang otot di area tubuh yang terluka. Tingkat keparahan tetanus lokal dapat bervariasi pada setiap individu, dan peluang bertahan hidup dari infeksi jenis ini relatif lebih tinggi.

c. Tetanus Neonatal:

Tetanus neonatal merupakan bagian dari tetanus umum. Infeksi ini lebih sering terjadi di negara-negara berkembang dan menyebabkan sekitar setengah dari seluruh kematian bayi baru lahir.

Penyebab utamanya adalah proses persalinan yang tidak higienis dan bayi yang lahir dari ibu yang tidak pernah mendapatkan imunisasi. Inkubasi tetanus neonatal terjadi selama sekitar 3 hingga 10 hari. Risiko kematian akibat tetanus neonatal cukup tinggi, sekitar 70%.

Penting untuk diingat bahwa tetanus adalah penyakit serius dan memerlukan perawatan medis segera. Pencegahan melalui vaksinasi tetanus merupakan langkah penting dalam melindungi diri dari infeksi ini.

Ciri ciri Penyakit Tetanus

Ciri ciri Penyakit Tetanus (Foto:Istockphoto/@Hammarby Studios)


Masa inkubasi tetanus, yaitu waktu dari terinfeksi hingga timbulnya gejala, berlangsung selama 10 hari. Ciri-ciri tetanus mulai dirasakan dan berlanjut dalam waktu dua minggu, dengan gejala awal yang terasa pada rahang dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Berikut adalah ciri-ciri fisik yang perlu dikenali jika seseorang terkena tetanus:

1. Kekakuan otot rahang yang mengganggu

Ciri pertama yang muncul adalah kekakuan pada otot rahang. Infeksi bakteri tetanus menyebabkan otot yang menggerakkan rahang mengalami kontraksi yang tidak normal, sehingga rahang menjadi kaku dan sulit digerakkan.

2. Kekakuan pada otot wajah dan leher

Setelah mengenai rahang, kekakuan juga menyebar ke otot-otot wajah dan leher. Hal ini mengakibatkan sulitnya pengidap tetanus untuk mengekspresikan emosi secara normal. Kekakuan pada otot leher juga dapat terjadi, menyebabkan kaku dan sulitnya menggerakkan kepala.

3. Kesulitan menelan

Saat infeksi menyebar ke bagian leher, dapat mempengaruhi kerongkongan dan menyebabkan kesulitan saat menelan makanan atau minuman. Hal ini disebabkan oleh kekakuan otot di sekitar kerongkongan yang mengganggu proses menelan.

4. Perut terasa tegang saat disentuh

Jika infeksi tidak segera ditangani, bakteri tetanus dapat menyebar ke perut. Kondisi ini menyebabkan otot-otot di sekitar perut menjadi tegang dan membuat perut terasa keras saat disentuh.

5. Demam sebagai respons tubuh terhadap infeksi

Penderita tetanus akan mengalami demam, yang merupakan reaksi tubuh dalam melawan infeksi yang menyebar. Demam ini dapat disertai dengan keringat berlebih pada tubuh.

6. Kejang Otot

Salah satu ciri tetanus pada kaki adalah kejang otot, pada kasus tetanus, kejang otot pada kaki dapat terjadi. Kejang tersebut biasanya dimulai di otot-otot kaki dan dapat menyebar ke seluruh kaki atau ke bagian tubuh lainnya.

Penyebab Penyakit Tetanus

Bakteri penyebab penyakit tetanus yaitu Clostridium Tetani, bakteri ini dapat berkembang biak hampir di mana saja, terutama di kotoran binatang, debu, dan tanah. Spora bakteri tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka.

Setelah masuk ke dalam tubuh, spora tersebut berubah menjadi bakteri aktif yang menghasilkan racun berbahaya yang disebut tetanospasmin. Racun ini berperan penting dalam merusak sistem saraf yang mengendalikan otot (neuron motorik), menyebabkan kejang otot dan kekakuan pada area yang terluka.

Bakteri tetanus dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka yang terkontaminasi dengan kotoran, tanah, debu, atau air liur. Beberapa contoh luka yang dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri tetanus antara lain:

  • Luka yang terkontaminasi dengan tanah, debu, atau air liur.
  • Luka tusukan akibat benda tajam.
  • Luka bakar.Luka yang mengandung jaringan mati, seperti gangren.
  • Luka akibat gigitan hewan, misalnya gigitan tikus.
  • Luka akibat kecelakaan lalu lintas.

Gejala Penyakit Tetanus

Gejala Penyakit Tetanus (Foto: Istockphoto/@321photography)

Tetanus adalah penyakit yang gejalanya dapat sangat mengganggu dan bahkan mengancam nyawa. Gejala utama tetanus adalah kekakuan otot rahang, yang membuat mulut sulit dibuka, pernapasan terhambat, dan kesulitan menelan makanan. Namun, ada juga gejala lain yang dapat muncul bersamaan dengan tetanus:

1. Detak jantung yang cepat

Penderita tetanus seringkali mengalami peningkatan detak jantung, yang dapat dirasakan sebagai denyutan yang tidak wajar.

2. Demam

Kehadiran bakteri dalam tubuh menyebabkan sistem kekebalan bereaksi dengan meningkatkan suhu tubuh, yang mengakibatkan demam.

3. Diare

Beberapa penderita tetanus dapat mengalami diare, yang bisa disebabkan oleh efek racun tetanospasmin pada sistem pencernaan.

4. Sakit kepala

Gejala tetanus seringkali diikuti dengan sakit kepala yang intens, yang dapat menjadi sangat mengganggu.

5. Tinja berdarah

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tetanus dapat menyebabkan perdarahan pada tinja.

6. Tekanan darah tinggi

Peningkatan tekanan darah juga dapat terjadi pada penderita tetanus.

7. Sakit tenggorokan

Infeksi tetanus dapat mempengaruhi tenggorokan, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan saat menelan.

8. Berkeringat

Penderita tetanus sering mengalami keringat berlebihan, yang dapat menjadi salah satu gejala yang terlihat.

9. Gangguan irama jantung

Tetanus dapat mempengaruhi ritme jantung, menyebabkan ketidaknormalan dalam detak jantung.

10. Sensitivitas terhadap sentuhan

Penderita tetanus sering mengalami kepekaan yang berlebihan terhadap sentuhan atau rangsangan fisik lainnya.

11. Kekakuan otot yang meluas

Selain otot rahang, kekakuan otot juga dapat menyebar ke perut, lengan, dan leher.

12. Air liur yang keluar terus-menerus

Kondisi kekakuan otot rahang dapat menyebabkan air liur penderita tetanus mengalir terus-menerus.

Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam rentang waktu 3 hingga 21 hari setelah terinfeksi, namun gejala paling sering muncul pada hari ke-14. Pada bayi, gejala tetanus dapat muncul dalam waktu 3 hingga 2 minggu setelah infeksi terjadi.

Cara Mencegah Penyakit Tetanus

Cara Mencegah Penyakit Tetanus: (Foto: Istockphtoo/vadimguzhva)

Berdasarkan informasi yang dilansir dari laman World Health Organization, Untuk menangani tetanus, diperlukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi infeksi bakteri pada luka dan meredakan gejalanya. Berikut adalah beberapa upaya penanganan yang dapat dilakukan:

1. Membersihkan luka

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka dengan hati-hati untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Luka harus dicuci dengan air dan sabun, dan kemudian diberi perawatan yang sesuai seperti penutupan dengan perban steril.

2. Vaksinasi tetanus

Vaksinasi tetanus sangat penting untuk mencegah infeksi tetanus. Vaksin tetanus melibatkan pemberian dosis pertama vaksin, dan dosis tambahan diberikan setiap 10 tahun. Jika seseorang tidak memiliki riwayat vaksinasi tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksinasi yang diperlukan.

3. Pemberian imunoglobulin tetanus

Jika seseorang tidak memiliki riwayat vaksinasi tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir atau riwayat vaksinasi tidak jelas, dokter mungkin akan memberikan imunoglobulin tetanus. Imunoglobulin tetanus mengandung antibodi khusus yang membantu melawan infeksi tetanus.

4. Pengobatan kejang dan nyeri

Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti diazepam atau fenitoin untuk membantu mengendalikan kejang dan meredakan nyeri yang terkait dengan tetanus.

5. Perawatan jangka panjang

Jika seseorang mengalami tetanus berat, perawatan jangka panjang di rumah sakit mungkin diperlukan. Dokter akan meresepkan obat-obatan yang sesuai, memantau kondisi penderita, dan memberikan perawatan yang dibutuhkan untuk mengatasi gejala tetanus.

Itulah pembahasan tentang penyakit tetanus, dari jenis, ciri, penyebab, gejala dan cara mencegahnya. Semoga dengan adanya ulasan ini dapat menambah wawasan para pembaca, seputar tentang penyakit.

Tidak ada komentar