Apa itu Hiperventilasi? Penyebab, Gejala, dan Cara Menanganinya


Hiperventilasi adalah kondisi ketika proses pernapasan terjadi terlalu cepat yang mungkin sering diabaikan, dapat memiliki dampak serius pada kesehatan kita. Meskipun terkadang dianggap sepele, pemahaman mendalam tentang apa itu penyakit sesak nafas, penyebabnya, serta bagaimana menanganinya menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan tubuh dan kesehatan pernapasan kita.

Kondisi ini tergolong berbahaya jika tidak segera ditangani dengan tepat. Lantas, apa penyebab hiperventilasi dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak ulasannya secara lengkap di bawah ini.

Apa itu Hiperventilasi (Hyperventilation)?

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa hyperventilation atau hiperventilasi adalah kondisi ketika seseorang mulai bernapas dengan sangat cepat yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh.

Saat bernapas, Anda akan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Penyakit sesak nafas dapat membuat sistem pernapasan mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida dibandingkan biasanya. Kondisi ini berisiko untuk menyebabkan penyempitan pembuluh darah menuju otak.

Penyebab Hiperventilasi

Penyakit sesak nafas bisa disebabkan oleh kondisi psikis maupun psikologis. Adapun sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit sesak nafas adalah sebagai berikut.

Efek samping obat-obatan tertentu seperti stimulan yang dapat meningkatkan denyut jantung atau overdosis aspirin.

·         Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara berlebihan.

·         Nyeri kronis.

·         Berada di dataran tinggi.

·         Panic attack yang bisa muncul akibat stres atau fobia tertentu.

·         Anxiety disorder.

·         Perdarahan.

·         Cedera kepala.

·         Gangguan paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau asma.

·         Gangguan jantung, seperti serangan jantung (infark miokard).

·         Ketoasidosis diabetik.

Selain itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit sesak nafas adalah sebagai berikut.

·         Berusia 15–55 tahun.

·         Berjenis kelamin wanita. Wanita diketahui lebih berisiko mengalami penyakit sesak nafas dibandingkan pria.

·         Wanita hamil, di mana keluhan akan membaik setelah bayi lahir.

Gejala Hiperventilasi

Pada dasarnya, penyakit sesak nafas adalah gejala dari kondisi medis tertentu yang ditandai dengan sesak napas, napas pendek, nyeri dada, jantung berdebar, dan lain sebagainya. Penyakit sesak nafas biasanya muncul dalam jangka waktu pendek atau bahkan dapat bertahan selama 20–30 menit. Kondisi ini dapat disertai dengan beberapa gejala lain, di antaranya sebagai berikut.

·         Merasa cemas, gelisah, dan gugup.

·         Mulut kering.

·         Sering menguap atau menghela napas.

·         Perut kembung.

·         Gangguan keseimbangan seperti vertigo.

·         Kesulitan untuk berkonsentrasi dan mengalami gangguan memori.

·         Kesemutan atau mati nasa pada jari-jari tangan atau kaki.

·         Kejang otot tangan atau kaki.

·         Penglihatan kabur.

·         Nyeri kepala.

·         Berkeringat.

·         Gangguan tidur.

·         Penurunan kesadaran hingga pingsan.

Cara Mengatasi Hiperventilasi

Perlu diketahui bahwa penyakit sesak nafas merupakan suatu kondisi, bukan penyakit. Langkah pertama yang dapat dilakukan saat mengalami penyakit sesak nafas adalah tetap tenang dan jangan panik. Setelah itu, segera hubungi petugas medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Adapun sejumlah metode yang dapat dilakukan untuk membantu menangani penyakit sesak nafas adalah:

Perawatan Mandiri

Apabila menimbulkan gejala yang tergolong ringan, penyakit sesak nafas dapat ditangani dengan perawatan mandiri untuk membantu meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam tubuh serta memperlambat laju pernapasan.

Bernapas melalui mulut dengan cara mengerucutkan bibir. Tarik napas perlahan melalui hidung, bukan mulut. Lalu, hembuskan napas perlahan melalui lubang kecil di antara bibir Anda. Ulangi langkah ini sampai Anda merasa normal.

·         Bernapas secara perlahan di dalam kantong kertas.

·         Melakukan pernapasan perut dengan menggunakan diafragma.

·         Menahan napas selama 10–15 detik setiap bernapas.

Bernapas dengan menutup mulut dan salah satu lubang hidung secara bergantian untuk membatasi aliran udara. Jangan bernapas terlalu cepat atau keras. Ulangi langkah ini beberapa kali.

Meredakan Stres

Penyakit sesak nafas juga dapat ditangani dengan mengatasi stres serta melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater apabila kondisi tersebut disebabkan oleh gangguan kesehatan mental tertentu, seperti anxiety disorder atau fobia. Mempelajari cara mengelola stres dan teknik pernapasan dapat membantu mengendalikan kondisi penyakit sesak nafas.

Akupuntur

Penanganan penyakit sesak nafas juga dapat dilakukan dengan akupuntur, yaitu perawatan dengan menggunakan jarum tipis yang dimasukkan pada titik-titik tertentu di area tubuh. Metode ini diketahui dapat membantu meredakan cemas berlebih yang kerap menyebabkan penyakit sesak nafas.

Penggunaan Obat-obatan

Dalam menjalani perawatan medis, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu menangani kondisi penyakit sesak nafas. Penggunaan obat-obatan ini wajib disesuaikan dengan penyebab, tingkat keparahan, serta kondisi pasien untuk memastikan efektivitas obat.

Cara Mencegah Hiperventilasi

Pada dasarnya, pencegahan penyakit sesak nafas dapat dilakukan dengan menghindari stres dan membuat tubuh menjadi lebih rileks. Hal tersebut dapat dilakukan dengan latihan teknik pernapasan, bermeditasi, yoga, tai chi, dan lain sebagainya. Penting pula untuk berolahraga secara rutin guna membantu menghindari risiko terjadinya gangguan pernapasan secara keseluruhan.

Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika mengalami gejala penyakit sesak nafas, terutama jika gejalanya berlanjut atau terjadi secara berkala. Kesehatan pernapasan yang baik sangat penting untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan optimal.

Demikianlah pembahasan tentang apa itu hiperventilasi, termasuk penyebab, gejala penyerta, cara mengatasi, hingga cara mencegahnya. Semoga dengan adanya ulasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar