Buta Warna: Penyebab, Gejala, Jenis dan Cara Mengatasinya


Buta Warna: Penyebab, Gejala, Jenis dan Cara Mengatasinya (Foto:Pinterest/@lonerwolf)

Buta warna
adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan atau bahkan tidak mampu membedakan warna-warna tertentu dengan normal. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sel-sel dalam mata yang bertanggung jawab untuk mendeteksi warna-warna tertentu. Sebagian besar kasus buta warna atau bisa disebut dischromatopsia bersifat genetik dan diturunkan dari orangtua ke anak.

Hal ini adalah kondisi seumur hidup yang sering kali terjadi sejak lahir. Dan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Penderita dischromatopsia memiliki kesulitan dalam membedakan warna tertentu atau bahkan seluruh warna, tergantung pada jenis buta warna yang mereka alami.

Meskipun tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit dischromatopsia, namun dengan penggunaan teknologi seperti kacamata atau lensa kontak khusus, serta adaptasi dalam kehidupan sehari-hari, penderita dischromatopsia dapat tetap menjalani kehidupan dengan lebih nyaman.

Penyebab Buta Warna

Salah satu penyebab dischromatopsia berkaitan erat dengan gangguan pada sel-sel saraf di mata yang bertugas mendeteksi warna dan cahaya. Mata adalah organ penting yang memiliki sel-sel saraf khusus yang bereaksi terhadap warna. Sel-sel ini juga bertanggung jawab untuk mendeteksi tiga pigmen warna utama, yaitu merah, hijau, dan biru. Kemudian, otak akan memproses informasi yang diterima dari mata untuk menentukan persepsi warna.

Pada penderita dischromatopsia, sel-sel yang mendeteksi pigmen warna tersebut mengalami kerusakan atau tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, mata tidak dapat mendeteksi warna-warna tertentu atau bahkan seluruh warna.

Beberapa penyebab utama penyakit dischromatopsia meliputi:

Faktor Keturunan

Sebagian besar kasus penyakit dischromatopsia disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orangtua ke anak. Buta warna turunan umumnya memengaruhi kedua mata dan dapat memiliki tingkat keparahan yang bervariasi.

Sindrom Kallman

Sindrom Kallman adalah kelainan genetik yang memengaruhi produksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dalam tubuh. Penyakit dischromatopsia dapat menjadi salah satu gejala dari kondisi ini.

Leber's hereditary optic neuropathy (LHON)

LHON adalah kelainan saraf mata bawaan yang dapat menyebabkan penderita mengalami dischromatopsia merah-hijau. Namun, tidak semua penderita LHON mengalami gejala buta warna, beberapa hanya menjadi pembawa penyakit ini tanpa mengalami gejala buta warna.

Penggunaan Obat-Obatan dan Bahan Kimia Tertentu

Beberapa obat dan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan efek samping berupa buta warna. Contohnya adalah digoxin, etambutol, chloroquine, hydroxychloroquine, phenytoin, sildenafil, karbon disulfida, dan styrene. Bahkan, obat antikejang bernama tiagabine juga telah terbukti dapat mengurangi penglihatan warna pada sebagian penggunanya, meskipun efeknya tidak bersifat permanen.

Gejala Buta Warna

Gejala buta warna biasanya meliputi kesulitan dalam membedakan warna-warna tertentu atau bahkan kesulitan melihat seluruh warna secara normal. Beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita buta warna meliputi:

  • Sulit membedakan antara beberapa warna, seperti merah dan hijau, atau kuning dan biru.
  • Warna-warna tertentu terlihat samar atau tidak jelas.
  • Kesulitan membedakan warna pada benda-benda sehari-hari, seperti lampu lalu lintas atau pakaian.
  • Terkadang, penderita buta warna juga mengalami kesulitan dalam melihat dalam kondisi pencahayaan yang rendah atau dalam situasi tertentu.

Jenis-Jenis Buta Warna

Terdapat tiga jenis buta warna yang dapat diketahui, yaitu:

1. Buta Warna Merah-Hijau (Red-Green Color Blindness)

Buta warna jenis ini terjadi ketika photopigment di kerucut merah atau kerucut hijau mata tidak berfungsi dengan baik. Beberapa tipe buta warna merah-hijau meliputi:

  • Deuteranomaly

Pada kondisi ini, photopigment kerucut hijau tidak berfungsi dengan baik, sehingga warna kuning dan hijau terlihat lebih merah dan sulit dibedakan dengan warna ungu.

  • Protanomaly

Terjadi ketika photopigment kerucut merah tidak berfungsi dengan baik, sehingga warna oranye, merah, dan kuning terlihat lebih hijau dan kurang cerah.

  • Protanopia

Penderita tidak memiliki sel kerucut merah, sehingga warna merah tampak dan beberapa warna oranye, kuning, dan hijau terlihat kuning.

  • Deuteranopia

Terjadi ketika penderita tidak memiliki sel kerucut hijau yang berfungsi dengan baik, menyebabkan warna merah terlihat seperti kuning kecoklatan dan warna hijau tampak seperti krem.

2. Buta Warna Biru-Kuning (Blue-Yellow Color Blindness)

Buta warna biru-kuning terjadi ketika photopigment kerucut biru mata hilang atau tidak berfungsi. Terbagi lagi dalam dua tipe:

  • Tritanomaly

Muncul saat sel kerucut biru hanya berfungsi terbatas, menyebabkan warna biru terlihat lebih hijau. Penderita sulit membedakan warna merah muda dengan kuning dan merah.

  • Tritanopia

Jenis buta warna yang membuat penderita tidak memiliki sel kerucut biru. Akibatnya, warna biru tampak hijau, sementara warna kuning terlihat abu-abu muda atau ungu.

3. Buta Warna Total (Complete Color Blindness)

Buta warna total membuat penderita tidak mampu membedakan warna sama sekali, dan penglihatannya mungkin tidak terlalu jelas. Terbagi dalam beberapa jenis:

  • Cone Monochromacy

Terjadi karena dua dari tiga foto sel kerucut (merah, hijau, atau biru) tidak berfungsi.

  • Rod Monochromacy

Penderita tidak memiliki sel kerucut dengan photopigment yang berfungsi baik. Sehingga, dunia hanya terlihat dalam warna hitam, putih, dan abu-abu. Cahaya terang pun bisa menyakiti mata, dan penderita mungkin memiliki gerakan mata yang tidak terkendali.

Cara Mengatasi Buta Warna

Saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan buta warna secara langsung. Namun, terdapat beberapa cara yang dapat membantu penderita buta warna dan mata malas untuk beradaptasi dengan kondisinya:

  • Penggunaan Kacamata dan Lensa Kontak Khusus

Kacamata dan lensa kontak khusus telah dirancang untuk membantu penderita buta warna membedakan warna dengan lebih baik.

  • Teknik dan Alat Bantu

Penderita buta warna sering menggunakan teknik dan alat bantu tertentu untuk memudahkan aktivitas sehari-hari. Misalnya, menghafal urutan lampu lalu lintas atau memberikan label pada pakaian agar lebih mudah memilih busana.

  • Aplikasi Perangkat Lunak

Beberapa aplikasi perangkat lunak telah dikembangkan khusus untuk membantu penderita buta warna. Aplikasi ini dapat membantu dalam membedakan warna dan memudahkan aktivitas sehari-hari.

Tes Buta Warna

Tes buta warna adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan seseorang dalam membedakan warna. Tes ini penting untuk mengetahui apakah seseorang mengalami buta warna dan untuk menentukan jenis buta warna yang dialami.

Beberapa jenis tes buta warna yang umum dilakukan meliputi:

  • Tes Ishihara

Tes Ishihara adalah tes buta warna yang paling umum digunakan. Tes ini menggunakan pola titik-titik berwarna yang tersusun sedemikian rupa untuk menguji kemampuan seseorang dalam membedakan warna.

  • Tes Farnsworth-Munsell 100 Hue

Tes ini melibatkan pengurutan warna-warna yang diatur dalam urutan tertentu. Peserta tes diminta untuk mengurutkan warna-warna tersebut sesuai dengan urutannya.

  • Tes Anomaloskop

Tes ini menggunakan dua cahaya berwarna yang berbeda untuk menguji kemampuan seseorang dalam membedakan warna.

Demikianlah ringkasan mengenai pengertian, penyebab, dan jenis-jenis buta warna. Dengan memahami informasi ini, diharapkan Anda kini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kondisi buta warna. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dan memberikan pengetahuan yang berguna!

 

Tidak ada komentar